Arswendo Atmowiloto Meninggal: Kenangan di Ultah ke-69
TABLOIDBINTANG.COM - Sastrawan dan wartawan senior Arswendo Atmowiloto meninggal dunia pada Jumat, 19 Juli di usia 70 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Sand Diego Hills Memorial Park, di Karawang, Jawa Barat pada Sabtu(20/07), dengan diantar istri, anak, menantu, para cucu dan segenap sahabat dekatnya.
Semasa hidup, Mas Wendo, begitu para anak buahnya biasa memanggil Arswendo Atmowiloto, adalah sastrawan dan wartawan senior yang bukan hanya populer di mata publik, tapi juga bagi orang-orang dekatnya. Setiap kali Mas Wendo berulang tahun, teman-teman yang pernah menjadi anak buahnya di majalah Hai, tabloid Monitor, tabloid Bintang, majalah Senang, tabloid Pro-TV, dll, berkumpul untuk merayakan. Bagi Mas Wendo sendiri, merayakan ultah bukan sesuatu yang penting. Ucapan selamat ultah lewat WA atau Twitter biasanya dia abaikan. Tapi bagi kami para mantan anak buahnya, ultah Mas Wendo menjadi momen berkumpul yang membahagiakan.
Akhir November tahun 2017 saat Mas Wendo berulang tahun ke-69, kami berkumpul di sebuah restoran di Jakarta selatan. Ada sekitar 50 orang lebih yang hadir. Kami tertawa bersama, bercanda, saling meledek, dan tentu saja sedikit bernostalgia. Ketika itu kondisi kesehatan mas wendo masih sangat fit. Tawa khasnya sesekali nyaring terdengar. Gurauan segarnya masih memancing tawa.
Beberapa waktu setelah kumpul di acara ulang tahun itu, tak sengaja kami bertemu di satu mal. Tak sempat berbincang lama karena Mas Wendo ada janji bertemu dengan beberapa orang. Saat pertemuan itu Mas Wendo sempat mengatakan sakit prostat. Meski agak terkejut, melihat kondisinya saat itu yang masih tampak seperti biasa, saya berpikir Mas Wendo hanya mengalami masalah pembengkakan prostat, satu kondisi yang banyak dialami pria di usia tertentu. Bukan sesuatu yang sangat serius. Setelah menjalani operasi biasanya masalah teratasi
Menjelang ulang tahun ke-70 Mas Wendo pada 26 November 2018, kami yang tergabung dalam satu grup WA mulai kasak-kusuk kapan acara kumpul-kumpul. Mas Wendo yang kebetulan ada di grup WA itu mengatakan acara kumpul-kumpul ulang tahunnya tak bisa dilakukan saat itu karena harus menjalani terapi. "Nanti kalau kondisinya sudah enak, baru deh kita kumpul-kumpul lagi," katanya. Semua teman di grup WA yang belum tahu Mas Wendo sakit, terkejut. Tak ingin membuat teman-temannya khawatir Mas Wendo tak mau bercerita banyak soal sakitnya. Kami juga tak berani bertanya terlalu banyak.
Beberapa bulan lalu, lewat grup WA Mas Wendo mengabarkan akan menjalani operasi. Tapi di mana operasinya, rahasia, tulisnya. Kami pun mendoakan kesehatan Mas Wendo sekaligus minta izin untuk datang menjenguk. Seorang teman yang kebetulan cukup dekat dan intens berkomunikasi, mengatakan Mas Wendo tak mau dijenguk, mungkin karena tak mau merepotkan teman-temannya. Tapi, katanya, kalau mau tetap menjenguk, sebaiknya komunikasi dulu dengan keluarganya.
Dari sastrawan yang juga wartawan senior Harry Tjahjono, belakangan kami tahu sakit Mas Wendo lumayan serius. Sekitar dua bulan lalu, Harry Tjahjono yang sering datang berkunjung ke rumah Mas Wendo, menyarankan teman-teman datang menjenguk. Kalau pun setelah datang Mas Wendo tak bisa menemui, ya tidak apa-apa, kata Harry Tjahjono. Setelah menjenguk di rumahnya banyak teman yang dibuat terkejut melihat perubahan fisik Mas Wendo dalam sebulan terakhir. Berat tubuhnya turun banyak.
Dari cerita keluarga, Mas Wendo punya masalah kesehatan lain di luar prostat. Saat datang menjenguk ke rumah sakit, saya dapat kabar Mas Wendo harus menjalani operasi lagi. Tapi operasi baru bisa dilakukan kalau kondisi fisiknya memungkinkan.
Saat berkunjung ke rumahnya, Mbak Agnes Sri Hartini, istrinya, sempat memperlihatkan foto terbaru Mas Wendo, yang tengah duduk di depan komputer dan siap mengetik. Tak terlihat seperti sedang sakit. Di foto itu Mas Wendo tampak bugar dan antusias. Sebagai sastrawan yang dikenal sangat produktif, menulis sepertinya bisa membangkitkan kegairahan Mas Wendo. Menurut kabar yang saya dengar, novel terbarunya sedang dalam proses editing. Seperti novel-novel terdahulunya, seorang penulis yang juga mantan wartawan menyebut karya terbaru Arswendo Atmowiloto ini sangat layak dinantikan.
Sastrawan dan wartawan kampiun Arswendo Atmowiloto kini telah berpulang, berisitirahat dalam damai. Arswendo Atmowiloto meninggalkan seorang istri, Agnes Sri Hartini, tiga anak: Albertus Wibisono, Pramudha Wardhana, dan Cicilia Tiara, dan 6 cucu.
Selamat jalan Mas Wendo, kenangan tentangmu akan tetap abadi.